Minggu, 27 November 2011

Jalan-Jalan Ke Hongkong

Agustus 2011 lalu, saya bersama mama n nenek saya melakukan jalan ke hongkong. hmmm saapa yang tak tau hongkong, bagian dari negara cina itu terkenal dengan kota yang ramai dan pusat perbelanjaan berkelas internasional. Hongkong merupakan kota yang bisa dikatakan seperti Daerah Istimewa kalau di Indonesia, namun anehnya mereka memiliki sistem pemerintahan sendiri, bentuk keamanan seperti polisi sendiri, namun termasuk daerah negara Cina. Hmmm cukup anbeh bukan. Apapun itu disini kita lebih baik membahas isi dari Kota Hongkong itu sendiri.

Hongkong merupakan kota impian bagi para wisatawan mancanegara, namun juga menjadi kota yang menjadi lahan pekerjaan bagi masyarakat negara Indonesia. Tak heran jika anda ke Hongkong banyak sekali TKI yang bekerja di sana. Mari kita berkunjung ke Victoria Park.
Victoria Park merupakan tempat yang sangat luas yang di bangun oleh pemerintah Hongkong untuk memberikan fasilitas umum bagi masyarakat. Lapangan basket, futsal, tennis, serta halaman yang cukup luas yang kira-kira luasnya mencapai 5 hektar di tengah kota. Semua fasilitas di Victoria Park ini bebas digunakan tanpa di pungut biaya. Hmm kapan ya pemerintah kita bisa buat kaya gni :(. Hmmm biacara Victoria Park, jika kalian kesana di hari minggu, tak heran melihat banyak sekali orang indonesia atau TKI yang bermain disana. Katanya sih kalau hari minggu TKI libur dan pemerintah Hoingkong memberikan tempat khusus yakni Victoria Park untuk berkumpul semua TKI disana. Tak heran jika anda kesana pasti melihat banyak grobak makanan khas Indonseia seperti nasi goreng, bakmi jawa, bakso, dll. Pemerintah hongkong aja perhatian ma TKI indonesia, tapi pemerintah Indonesia sendiri g pernah memperhatikan Warganya yang menjadi TKI,,miris bgt yah. hmm biar saya g dibilang ngmg aja nih,, mari liat album saya ketika di victoria park

caption : terlihat lapangan basket di belakang saya,maaf kurang jelas soalnya kamera poket.

 Caption : saya berada di teras depan victoria park, kalo pagi banyak sekali burung merpati bertengger disini, jika di dekati oleh manusia dia akan hinggap di tangan orang itu

 Caption : saya sedang berada di air mancur yang dipakai shooting victoria park

 captionh : saya berada di pinggisan jalan victoria park

Selasa, 12 April 2011

TEORI KOMUNIKASI


             
Pada dasarnya teori secara garis besar diartikan segala sesuatu yang diamati oleh para ilmuwan yang memfokuskan pada suatu pola dan hubungan yang variabel. Teori biasanya saling di perbaharui oleh ilmuan satu dengan yang lainnya. Kebenaran dari teori tersebut selalu di bandingkan dengan keadaan yang real apakah selalu relevan atau tidak. Jika tidak maka ilmuan akan memperbaharui teori tersebut atau bahkan membuat teori baru yang ia ciptakan untuk membuktikan kebenaran teori tersebut. Oleh karena itu teori bersifat abstrak, jangkauan nya sangatlah luas. Guna dari sebuah teori itu sendiri adalah untuk sebagai panduan kita dalam memahami dan menuntun kita dalam suatu hal yang kita pahami, sehingga kita sebagai manusia memiliki dasar pemikiran terhadap suatu hal. Juga sebagai panduan bagi analisis dan tindakan. Teori juga bisa dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Sebuah teori juga dapat menuntun perilaku kita, cara berfikir, cara bertindak, dan cara mempraktekkanya dalam kehidupan kita. Teori ada 2 macam, yakni teori alamiah dan non alamiah. Teori alamiah bias diartikan teori yang ada dengan sendirinya. Teori non alamiah berasal dari peneliatian para ahli dengan cara observasi dan sistematik. Standard atau syarat adanya teori itu adalah validasi, reliabilitas, dan utility.
            Kualitas dari sebuah teori ditentukan oleh asumsi filosofis, konsep atau susunan-susunan pembentukan, explanasi atau penjelasan, dan principles atau prinsip. Yang pertama saya akan menjelaskan asumsi filosofis. Asumsi filosofis adalah dasar dari awal terciptanya sebuah teori. Asumsi- asumsi yang dipakai oleh seoarang ahli teori menentukan bagaimana sebuah teori akan digunakan. Dengan mengetahui asumsi-asumsi di balik sebuah teori tersebut dapat membawa kita untuk memahami teori yang kita pelajari nantinya. Asumsi-asumsi filosofis dibagi menjadi tiga jenis, yakni epistemologi, ontology, dan aksiologi. Pada setiap teori baik secara eksplisit maupun implicit memasukkan asumsi-asumsi mengenai sifat pengetahuan dan bagaimana hal tersebut diperoleh, apa yang menjadi dasarnya dan apa kegunaan dari teori itu.
            Epistemologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari pengetahuan atau bagaimana orang-orang mengetahui apa yang mereka ketahui. Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti jagad raya atau alam semesta. Banyak yang percaya bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman yang kita dapat di dunia ini. Kita mengamati dunia, maka kita mengetahui tentang dunia. Akan tetapi, mungkin masih ada sesuatu dalam sifat dasar kita yang memberikan sejenis pengetahuan, bahkan sebelum kita mengalaminya. Kemempuan untuk berfikir, merasakan/empirisme/objektif, interaksi, dan pragmatis dapat menjadi bukti dalam asumsi epistemology tersebut. Rasionalisme atau juga disebut berfikir menyatakan bahwa pengetahuan muncul dari kekuatan pikiran manusia itu sendiri yang berguna untuk mengetahui kebenarannya. Didalam posisi tersebut ditekankan bahwa yang sangat mendasar dalam pemikiran manusia untuk mengetahui kebenaran itu. Rasionalisme lebih cenderung kepada penggunaan akal atau pikiran yang membuahkan sebuah teori. Salah satu contoh yang menjelaskan tentang pola rasionalisme atau berfikir adalah seperti anak SD belajar matematika ditanya oleh gurunya 1+1=?. Maka anak itu menjawab 2. Ini yang disebut pengetahuan yang bisa dicerna lewat akal budi kita. Sehingga terciptanya teori atom yang di buat oleh enstein dan sekarang teori tersebut masih digunakan oleh dunia. Dan seterusnya asumsi empiris atau dengan perasaan. Perasaan yang kita dapat dan kita rasakan berasal dari panca indera yang kita punyai. Semua panca indera itu adalah unsur-unsur yang berperan penting dalam asumsi empiris. Sehinga pengetahuan itu tercipta karena adanya panca indera yang kita miliki untuk menanggapi segala sesuatu yang ada di dunia ini. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh mengapa api itu panas. Kita semua tau api itu panas jika kita rasakan karena kita punya indera perasa yang membuktikan bahwa api itu panas. Di seluruh dunia pun yang bernama api itu panas, dan semua orang pun setuju dan mengetahuinya karena merasakannya. Sehingga pemunculan pengetahuan terssebut berasal dari yang kita dapatkan lewat panca indera kita. Bahkan anak kecil jika diberi tau oleh seorang anaknya bahwa api itu panas, tidak sepenuhnya percaya jika ia tidak merasakannya sendiri. Selanjutnya kita membahas pragmatis atau konstruktivisme yang artinya adalah pengetahuan muncul merupakan bagian dari fungsi pragmatis yang di ciptakan oleh manusia itu senditi yang digunakan untuk memproyeksikan pengalaman manusia. Kita dapat ambil contoh nyatanya yakni bahwa benda tumpul memiliki tinta hitam yang digunakan untuk menulis di papan whiteboard yaitu dinamakan sepidol boardmarker. Semua orang telah mengetahuinya, jika orang berkata bahwa sepidol board marker adalah makanan maka orang itu dianggap salah. Selanjutnya adalah kontuksionisme sosial yakni pengetahuan merupakan produk dari interaksi simbolik dalam kelompok-kelompok sosial. Segala sesuatu yang ada di dunia ini berawal dari adanya interaksi sosial antara kelompok maupun individu. Salah satu contohnya adalah rumah sakit, mall, supermarket, jalan raya, kantor bisa ada di dunia ini karena adanya suatu interaksi antar kelompok maupun individu. Mungkin dokter 1 berbincang-bincang dengan dokter lainnya, mereka membicarakan tentang membuat rumah sakit baru, maka hasil interaksi antar kedua dokter tersebut menghasilkan rumah sakit. Inilah yang dinamakan kontruksionisme sosial.
            Asumsi filosofis Ontology, yakni segala filosofi yang erat hubungannya dengan tingkah laku manusia. Didalam ontology ini menjelaskan bahwa perilaku manusia disebabkan oleh factor-faktor sebelumnya atau disebut dengan determinist. Pada pandangan ini cenderung manusia bersifat pasif dan reaktif. Apa adanya seperti dulu, maka itu yang dilakukan oleh merekadalam kehidupan era yang lebih baru. Maka ada muncul pandangan lain yang berbeda adalah pandangan pragmatist yang artinya manusia merencanakan perilakunya untuk mencapai apa yang diinginkan oleh manusia itu sendiri. Salah satu contoh nya adalah saya seorang mahasiswa, mengapa saya kuliah, harus rajin dan giat, itu karena saya mempunyai tujuan supaya saya memiliki gelar sarjana dan dapat mencari uang sendiri nantinya. Perilaku manusia juga dapat dipahami melalui keadaan yang tetap/ stabil ataukan berubah-ubah/ state. Hal ini berhubungan dengan keadaan yang ada yang bersifat tetap atau berubah-ubah. Jika perilaku manusia bersifat berubah-ubah atau state maka mannusia tersebut sering menerima keadaan yang berbeda-beda. Asumsi ontology ini juga menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial atau individu. Dalam hal ini lebih cenderung pada keadaan yang dihadapi manusia dan sudut pandang yang berbeda dari tiap orang. Ketika orang sedang makan maka bisa disebut sebagai makhluk individu. Jika sebuah kelompok sedang melaksanakan kerjabakti bersama maka manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang hidup bersama. Selain itu asumsi ontology juga menjelaskan bahwa perilaku manusia diatur oleh prinsip-prinsip universal atau bersifat kontekstual. Yang artinya adalah bahwa perilaku manusia bisa dikatakan bahwa perilaku manusia dan kehidupan ini dipengaruhi oleh factor-faktor universal atau umum. Selain itu juga sebagian berpendapat bahwa perilaku bersifat kontekstual dan tidak dapat dihasilkan diluar situasi yang ada.




ILMU KOMUNIKASI SEBAGAI PARADIGMA
            Wilbur Schramm berkata bahwa ilmu komunikasi diibarat kan sebuah oase yang berada di dalam padang gurun yang cukup panas. Orang-orang seperti psikologi, sosiologi, psikologi, matematika, dan elektro yang sedang berada di padang gurun untuk mampir ke oase tersebut untuk meminum air itu, dan pergi meninggalkan bekas yang berupa komunikasi itu sendiri. Dari perumpamaan schramm tersebut menunjukkan bahwa ilmu komunikasi memiliki karakteristik multi paradigma yang berarti dapat dikaji oleh ilmu-ilmu lain yang berbeda. Menurut Thomas Kuhn paradigm adalah normal science. Sehingga dapat menunjang perkembangan dari ilmu lain.
Hubungan ilmu komunikasi dengan ilmu politik
            Jika dilihat ilmu politik lebih memfokuskan pada kekuasaan atau pembagian kekuasaan disegala bidang. Setiap kekuasaan yang diperoleh itu merupakan dukungan dari kerjasama antar tiap individu. Didalam kerjasama itu ada interaksi yang harus berjalan dengan baik. Interaksi dapat berjalan dengan baik sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang baik. Disini lah letak hubungan antara ilmu politik dengan ilmu komunikasi. Dapat kita ambil contoh jika suatu dalam lembaga legislative yakni DPR. Terdapat banyak anggota yang saling berpendapat, debat, musyawarah, dll. Jika ada suatu perbedaan pendapat, maka anggota satu dengan yang lainnya akan saling berantem dan adu fisik jika tidak di selesaikan dengan cara komunikasi yang baik. Oleh sebab itu ilmu komunikasi sebagai paradigm ilmu politik, meskipun tidak sebagai ilmu yang murni di pelajari di ilmu politik.
Hubungan ilmu komunikasi dengan ilmu sosiologi
            Objek studi sosiologi adalam masyarakat luas. Banyak berbagai macam jenis masyarakat yang dipelajari oleh ilmu sosiologi. Banyak pula jenis-jenis kelompok-kelompok masyarakat yang ada di dunia. Bagamana masyarakat dapat terbentuk, bersatu, terpelihara, dan berkembang. Masyarakat bias terbentuk karena ada interaksi antara individu satu dengan yang lainnya. Mustahil tanpa adanya interaksi masyarakat bias terbentuk dan terpelihara. Para pakar ilmu sosiologi dapat meneliti hal tersebut dengan langsung berinteraksi dengan masyarakat, dengan melihat, dan menelitinya. Interaksi sangat berperan dalam ilmu sisologi, sedangkan interaksi adalah bagian dari ilmu komunikasi. Sehingga jelas bahwa ilmu komunikasi sebagai paradigm dari ilmu social lain seperti sosiologi.
Hubungan ilmu komunikasi dengan ilmu sikologi
            Orang-orang yang tertarik mempelajari ilmu sikologi berarti ia mempelajari ilmu kejiwaan, perilaku manusia, dan factor-faktoe yang mempengaruhi kejiwaan seseorang. Mengapa orang dapat stress, senang, nakal, baik, dll. Semua ini bias dipengaruhi oleh suatu lingkungan. Adanya interaksi komunikasi di suatu lingkungan sehinga dapat merubah perlaku dan kejiwaan seseorang. Interaksi manusia dalam lingkungan termasuk dalam kajian ilmu komunikasi. Untuk lebih jelas mengapa bias terjadi kita dapat lihat aliran dibahah ini

Add caption


Dari aliran diatas dapat dilihat bahwa stimulus atau rangsangan yang di berikan dari orang satu dapat direspon dengan orang lain. Lalu respon yang diterima oleh orang lain menjadi stimulus beru bagi orang lain. Sehingga terjadi berurutan dan berkesinambungan sehingga dapat sampai kembali ke orang yang memberi stimulus pertama kali. Sehingga dengan adanya ini maka terjadi lah perubahan perilaku serta kejiwaan yang dipelajari oleh para sikologi. Sehingga jelas bahwa ilmu komunikasi sebagai paradigma ilmu sikologi.
Ilmu komunikasi dengan ilmu Elektro dan Matematika
            Ilmu Elektro dan Matematika mempelajari angka, rumus, listrik, binary digit, berhitung, dll. Mengapa komunikasi menjadi bagian dari ilmu tersebut?. Kita ambil dalam kehidupan kita yang mulai maju dengan adanya internet dan computer. Kita dapat menggengam dunia ini dalam satu ruangan saja dengan memakai computer dan jaringan internet. Semuanya dapat kita dapat segala informasi yang ada didunia ini dengan memakai internet. Itu dapat kita nikamti dari hasil karya para ilmu Elektro dan Matematika. Mengapa mereka dapat mengirimkan informasi yang ada di gedung putih terjadi ledakan besar dan dapat diketahui langsung berapa detik saja oleh Negara lain lewat internet dan berbagai media. Karena adanya encode dan deconde binary yang dibuat sedemikian rupa oleh para pakar elektro dan tekknolodi. Sehingga dapa tersebar karena adanya decode dan encode binary digit yang berbentuk 0 / 1 saja. Sehingga di computer dapat ditampilkan dengan bahasa manusia. Sedangkan computer tidak dapat memahami bahasa manusia, tehingga dengan adanya encode dan decode dapat menjadi proses komunikasi antara teknologi dengan manusia. Sehingga disini ilmu komunikasi termasuk bagian dari ilmu elektro.

TEORI-TEORI SOSIOPSIKOLOGIS DAN SIBERNETIK
           
Teori sosiopsikologis
            Teori sosiopsikologis diperoleh berdasarkan perilaku sosial dan psikologi. Keduanya disatu padukan sehingga muncul teori sosiopsikologis. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang berfikir, bagaimana cara mengorganisasikan, dan bagaimana menyimpan informasi. Semua itu juga terkait dengan pola pikir atau sistem kognisi kita untuk membentuk perilaku dari manusia itu sendiri. Teori ini juga disebut sebagai information Processing Theories yang lebih cenderung menjelaskan bagaimana cara manusia agar dapat memahami teori itu sendiri. Ada 3 teori yang ada dalam teori sosiopsikologis, yakni attribution theory, social judgement theory, dan elaboration likelihood theory.
Attribution Theory
            Teori ini mengkaji tentang sebab-sebab mengapa seseorang dapat bertindak yang tampak seperti yang kita lihat. Perilaku seseorang dapat kita lihat antara lain melalui penampilan, cara bicara, tujuan dari seseorang, dll.  Teori ini menjelaskan tentang cara menyimpulkan dan mengerti tentang perilaku sesorang sehingga kita menjadi tau. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang sehingga dapat berperilaku, dalam teori ini menyebutkan faktor-faktor tersebut antara lain : situasi (situasional causes), personal (personal effect), kemampuan (ability), hasrat (desire), sentimen (sentiment), diperbolehkan (permission), kewajiban (obligation), memiliki (belonging), dan usaha (affort). Kesembilan faktor yang sudah disebutkan dalam teori ini sangat mempengaruhi perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dipicu oleh kesembilan faktor diatas, sehingga dalam memahami perilaku manusia kita dapat melihat manusia itu sendiri melalui 9 faktor diatas. Salah satu contongnya ketika seorang mahasiswa mengikuti sebuah tes. Maka seorang mahasiswa itu tidak dapat mengerjakan sehingga gagal tes. Lalu mencobanya dan tes tersebut dilakukan secara berulang-ulang oleh mahasiswa tersebut. Tetapi tetap saja mahasiswa tersebut gagal dalam mengerjakan test tersebut. Sehingga sang dosen yang membuatkan dia soal tes nya yang bernama Don, berbincang-bincang dengan rekan dosen yang lain bernama Bob. Don bercerita kepada Bob bahwa seorang mahasiswanya tidak dapat menyelesaikan tes yang ia buat. Bob akhirnya mengusulkan agar membuatkan soal yang lebih untuk mahasiswa nya. Tetapi hasilnya sama mahasiswa tersebut gagal mengerjakan tesnya. Akhirnya Don menceritakan kembali kepada Bob tentang hal itu. Don mengatakan bahwa ia yakin soal yang ia buat itu sudah sangat mudah untuk dikerjakan. Bob pun mencoba melihat soal yang ia buat ternyata Bob menyimpulkan bahwa soal yang ia buat sangat lah sulit dan mungkin dikatakan mudah bagi sipembuat soal yakni Don. Sehingga bob menyimpulkan bahwa Don hanya melihat dari sisi dirinya sendiri tidak melihat dari sudut pandang perilaku mahasiswanya. Kesimpulan perilaku orang harus kita lihat dari sudut pandang orang tersebut, kadang sering kita salah memberi kesimpulan dalam menilai perilaku orang lain karena kita tidak memperhatikan atribut atau faktor-faktor yang mempengaruhi petilaku orang tersebut. Teori ini menuntun kita untuk mengenal perilaku orang lain. Tokoh daro teori ini adalah Fritz Heider.
Social Judgement Theory
            Teori ini memfokuskan pada bagaimana kita membuat pemikiran dan penilaian terhadap pernyataan yang kita dengar. Teori ini juga menfokuskan pada suatu experiment atau percobaan yang kita lakukan sehingga kita menjadi tau dan mengalaminya. Seperti ketika mencoba mengukur berat boardmarker yang tiap orang mengutarakan perhitungan yang berbeda-beda terhadap berat dari benda itu. Ada yang berkata 5 gram, ada juga yang berkata 4 gram, dan sebagainya. Masing-masing mengutarakan yang berbeda dan tentu belum ada kepastian, sehingga kita bingung akan memilih pendapat yang mana yang benar. Maka dalam teori ini ada 3 bentuk pilihan dalam memberikat tanggapan dari pernyataan yang kita terima. Yang pertama adalah latitude of acceptance yang berarti menerima atau menyetujui tentang isu tersebut. Yang kedua adalah latitude of rejection yakni sikap tidak menyetujui atau menolak. Yang ketiga adalah latitude not commitment yakni sikap tidak menyetujui dan juga tidak menolak. Dalam mengambil sikap dari ketiga pilihan diatas sangat dipengaruhi dengan adanya ego involvement yang artinya adalah bahwa dalam menerima atau menolak dari adanya isu yang kita terima sangat ditentukan oleh adanya keterlibatan kita terhadap isu tersebut. Salah satu contohnyatanya adalah skandal century kemarin yang terkhir dengan penyelesaian sidang paripurna DPR yang berlangsung kemarin. Adanya tawaran bahwa option A menyatakan bahwa billout century tidak bermasalah dan option C yang menyatakan bahwa billout century bermasalah. Option ini dipilih oleh tiap fraksi dari partai-parti yang ada di bangku DPR. Sehingga adanya Partai Demokrat memilih option A maka dapat kita simpulkan bahwa adanya keterlibatan partai demokrat terhadap masalah Century tersebut, bila berlandaskan dalam teori ini. Pelopor dari teori ini adalah Muzafer Sherif.
Elaboration Likelihood Theory
            Arti dari elaboration itu sendiri adalah menganalisis di dalam pikiran kita mengapa orang terkadang berfikir serius dan tidak serius. Teori ini menyatakan tentang persuasif , ketika informasi yang kita terima itu penting maka pasti kita akan perhatikan itu. Ketika kita menerima informasi atau rangsangan yang tidak penting, maka kita hiraukan atau tidak peduli. Sperti contoh bahwa setiap anak tidak akan lupa namanya sendiri. Bisa juga anak lupa apa yang ia lakukan ketika kecil, karena hal tersebut tidak begitu penting. Informasi yang kita terima tergantung cara kita dalam memproses informasi yang kita terima. Jika penting maka dinamakan peripheral route dan jika tidak penting dinamakan central route. Faktor-faktor yang menyebabkan kita memberikan perhatian khusus pada informasi yang kita terima atau sebaliknya adalah motivasi dan ability. Motivasi sebagai faktornya karena menetukan topiknya apakah relevant atau tidak dengan kita. Jika kita tidak tertarik pada topik itu maka kita tidak akan memikirkannya. Juga ability berpengaruh karena menyangkut tingkat kemampuan kita dalam menerima informasi. Ketika informasi itu tidak relevant dengan pengetahuan kita maka kita tidak dapat merespon informasi itu, bahkan kita akan menghiraukannya. Seperti contoh ketika Mahasiswa kedokteran menceritakan tentang organ-organ manusia bagian dalam dan tentang dunia kedokteran kepada seorang mahasiswa fisipol, maka mahasiswa fisipol yang mendengarnya akan tidak mengerti dan tidak dapat merespon karena memiliki disiplin ilmu yang berbeda. Tokoh dari teori ini adalah Richard Petty dan John Cacioppo.
Information Integration Theory
            Pada teori ini lebih cenderung kepada bagaimana manusia mempraktekkan teori-teori itu dalam kehidupan sehari-hari.

Theory of Cognitive Dissonance
            Knowledge, experience, beliefs, attitude, perception adalah element-element kognitif yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain sehingga membentuk sistem kognitif. Jika informasi masuk ke dalam sistem cognitif kita maka ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi yakni yang pertama adalah irelevant yang artinya tidak berpengaruh sama sekali terhadap sistem cognitif kita. Yang kemungkinan kedua adalah konsonan atau relevan yang artinya bahwa informasi yang masuk dapat menambah atau mengupgrade element kognitif kita. Yang ketiga adalah dissonance yang artinya informasi yang bertentangan dengan dirinya atau bertentangan dengan element-element kognitif itu sendiri. Biasanya orang yang menanggapi informasi dengan cara dissonance ini akan berusaha membelokkan informasi itu. Contohnya merokok dapat menyebabkan kanker, gangguan pernafasan, dan janin. Maka bagi orang-orang perokok dalam menanggapi hal itu akan memberi tanggapan yang membelok ke arah positif misalnya rokok adalah pendapatan negara yang terbesar dan menyerap banyak tenaga kerja. Juga dapat mengurangi informasi itu, juga berusaha menghindari informasi yang diterima. Tokoh dari teori ini adalah Leon Festinger.
Theory of Reasoned Action
            Dalam teori ini perilaku manusia dalam bertata cara menanggapi sesuatu dipengaruhi oleh sikap kita terhadap perilaku dan kepercayaan kita terhadap perilaku kita yang diinginkan oleh orang lain. Sperti contohnya tujuan saya berkuliah adalah ingin lulus dengan mendapatkan gelar dan dapat pekerjaan yang saya inginkan. Jika jawaban saya seperti itu maka saya berperilaku dalam berkuliah harus selalu mengikuti ujian, ridak pernah bolos kuliah, selalu membaca buku, mengerjakan tugas-tugas dosen, dan lain sebagainya. Sehingga nantinya dengan melakukan hal itu dapat lulus dengan cepat dan dapat pekerjaan yang kita inginkan. Jika jawaban saya berkuliah adalah cari pasangan hidup maka kita berperilaku selalu ke kampus untuk mendekati seseorang yang kita inginkan bukan untuk belajar pelajaran. Tokoh dari teoti ini adalah Icek Ajzen dan Martin Fishbein.
Expectancy Values Theory
            Teori yang menyatakan bahwa belief dibedakan menjadi dua yaitu beliefe in a thing yang artinya bahwa manusia percaya akan keberadaan suatu benda atau objek dan yang kedua adalah belief about yang artinya menanggapi dari suatu benda atau objek itu sendiri. Attitude juga termasuk dalam teori ini, tetapu attitude berbeda dengan belief, attitude didapat dari belief karena mengarahkan seseorang berperilaku pada cara tertentu. Keterkaitan keduanya akan menghasilkan perilaku yang dipercayai oleh manusia. Tokoh teori ini adalah Martin Fishbein.

TRADISI SOSIOCULTURAL DAN CRITICAL

            Tradisi sosiocultural adalah berasal dari kata sosiologis dan cultural. Sosiologis menyangkut tentang  kemasyarakatan dan cultural adalah budaya. Sedangkan critical adalah adanya relasi antar sesama untuk kepentingan tertentu. Dalam tradisi sosiocultural ada 2 teori yang tercakup didalamnya yakni Symbolic Interactions dan Presentation of self. Tradisi lain seperti tradisi critical ada 1 teori yang tercakup didalamnya yakni Stand Point Theory Identity as Constructed and Performend.        Untuk lebih lanjut kita akan membahas satu persatu tentang teori di dalam trasdisi sosiociltural dan critical.
Symbolic Interactions
            Teori symbolic interactions dilihat dari namanya ada 2 kata yang mengandung maknanya, yakni simbol dan interaksi. Simbol didalam suatu komunikasi ada bermacam-macam, yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah simbol dalam bentuk bahasa. Interaksi dapat diartikan secara umun adalah suatu hubungan antara sesama manusia. Sehingga dapat disimpulkan dari hubungan antara simbol dan interaksi adalah dalam berinteraksi manusia membutuhkan simbol untuk menyampaikan pesan atau makna kepada sesama manusia. Makna atau pesan tersebut berada dalam suatu proses interaksi. Sehingga simbol dapat diartikan sebagai kendaraan dalam proses interaksi antar manusia, sehingga isi pesan atau makna dapat terkirim dan disampaikan melalui simbol itu sendiri sehingga simbol disini diibaratkan suatu kendaraan. Menurut Herbert Mead ada 3 konsep didalam suatu interaksi yakni mind, self, and society. Ketiga konsep yang dibuat oleh Herbert Mead saling terkait antara konsep satu dengan yang lainnya.
Mind adalah kemampuan manusia untuk memaknai sesuatu. Mind dapat terbentuk karena adanya suatu interaksi yang dilakukan. Contohnya anak dapat mengetahui bahwa benda yang dapat bergerak, memiliki roda dua, berbahan bakar bensin, mengeluarkan asap, dan dapat mengantarkan orang ke suatu tempat adalah motor. Anak tersebut dapat mengetahui bahwa benda itu adalah motor, karena adanya interaksi. Kemungkinan orang tua dari anak itu memberi tahu kepada sianak bahwa yang sering ia naiki ketika berangkat kesekolah adalah motor. Sehingga Mind dari anak itu terbentuk karena ada proses interaksi dengan orangtuanya.
Yang kedua adalah Self yang diartikan sebagai konsep diri sendiri atau bagaimana cara orang memandang dirinya sendiri. Seperti saya adalah seorang laki-laki, anak kedua dari 3 bersaudara, seorang mahasiswa, juga seorang pemain futsal, dll. Bagaimana konsep diri dapat terbentuk?. Konsep diri dapat terbentuk melalui adanya interkasi dengan orang lain. Saya mengetahui bahwa saya adalah seorang mahasiswa karena berinteraksi dengan orang lain. Juga dipengaruhi adanya Significance Others yang berarti bahwa oranglain membentuk diri anda senriri. Seperti seorang wanita memiliki rambut panjang seperti artis idolanya, juga seperti teroris bom bunuh diri yang dilakukan karena orang lain membentuk dirinya sehingga ia mau melakukan hal yang sama. Faktor yang memicu hal tersebut karena adanya interaksi yang terus menerus dilakukan dalam suatu lingkungan yang tempat dimana terjadi interaksi.
Yang ketiga adalah Society diartikan bahwa karena adanya interaksi antara sesama umat manusia maka terciptalah suatu masyarakat. Dapat ditekankan bahwa interaksi adalah suatu kekuatan. Karena adanya interaksi membuat dunia ini menjadi bewarna dan beragam-ragam. Sa;ah satu contohnya adalah masyarakat UPN “V” dapat terbentuk karena adanya interaksi. Mungkin karena adanya interaksi antara perwira tinggi TNI dengan purnawirawan TNI yang lain untuk membuat UPN ini sehingga masyarakat UPN dapat terbentuk. Juga seperti Mall, supermarket, LSM, dll. Dalam suatu interaksi juga mungkin tidak selalu berjalan lurus mungkin ada konflik karena kebutuhan dan cara pandang tiap orang berbeda-beda, akan tetapi konflik dapat membuat kemajuan bagi orang-orang yang berinteraksi itu sendiri.
Presentation of Self
            Teori ini di dipelopori oleh Erving Goffman. Teori ini juga disebut sebagai dramaturgi yang menjelaskan bahwa dalam berinteraksi dan berkehidupan, kita ini berada dalam suatu panggung theater. Dimana kita umat manusia sebagai pemeran atau pemain drama theater itu. Kita harus bisa mendefinisikan panggung yang sedang kita diami dan berperilaku sesuai dengan panggung yang sedang kita diami, hal tersebut juga termasuk dalam management impression. Seperti layaknya sebuah drama di atas panggung supaya drama dapat berjalan dengan lancar dan pesan yang disampaikan kepada penonton dapat dimengerti oleh penonton maka harus memperhatikan setting, kostum, dialog, dll. Itu juga termasuk dalam management impression. Jika semua sudah dipersiapkan dengan rapi maka pesan yang disampaikan akan diterima jelas oleh penonton. Begitu pula dengan kehidupa kita dalam berinteraksi kita menyajikan diri kita sendiri, bukan orang lain. Sehingga peran yang ditampilkan memang menjelaskan tentang diri kita sendiri. Untuk memperjelas teori ini saya punya contoh Pak Adi adalah seorang dosen. Ketika ia hendak mengajar mahasiswa nya ia bersiap-siap memakai pakaian rapi, rambut disisir, mempersiapkan tas yang berisi buku, dll. Sebelum mengajar Pak Adi bersantai-santai bersendagurau dahulu dengan anak-anaknya sambil menikmati sarapan pagi. Setelah tiba di kampus ia bersiap-siap memerankan dirinya sebagai dosen. Tidak sebagai seorang ayah yang ada dirumah. Ini yang dinamakan panggung yang hendak dimainkan oleh Pak Adi sebagai dosen. Ia harus mengajarkan mahasiswanya tepat waktu, menyampaikan materi yang sudah disiapkan, bersikap tegas, dan sopan. Contoh diatas menjelaskan tentang teori Presentation of Self.
Stand Point Theory
            Secara garis besar teori ini menjelaskan bahwa mengapa setiap orang memiliki titik cara pandang terhadap sesuatu secara berbeda-beda. Biasanya individu dalam tingkatan sosial yang lebih rendah akan lebih mengerti situasi sosial ketimbang tingkatan sosial yang lebih tinggi. Setiap orang memiliki titik cara pandang yang berbeda antara satu dengan yang lain karena manusia memiliki konsep diri yang tidak tunggal. Saya tidak hanya seorang mahasiswa UPN V jogja tetapi juga anak dari orang tua saya, juga ketua perkumpulan pemuda batak, saya juga menjadi abang, juga menjadi adik, dll. Karena hal tersebutlah maka satiap orang memiliki cara pandang berbeda-beda terhadap suatu hal. Teori ini berakhir ketika manusia tersebut mati karena tidak memiliki peran apa-apa lagi.


TEORI-TEORI SIGNS & SYMBOLS, LANGUAGE

            Sign dalam bahasa Indonesia berarti tanda, dan symbol berarti simbol. Pada umumnya symbol mendasari pengetahuan dan pemahaman semua manusia. Ada beberapa pendekatan tentang teori tanda dan symbol ini. Pendekatan pertama yang dipakai adalah Semantik atau juga disebut semiotik. Contoh tanda dan symbol adalah rambut, hidung, kursi, lampu,dll. Maka bila benda-benda yang tadi di sentuh atau dipegang oleh manusia maka akan berubah menjadi objek. Definisi dari tradisi semantik atau semiotik ini adalah mengkaji tentang hubungan antara symbol, tanda, dengan obejeknya. Hubungan antara nama dengan objeknya. Untuk memperjelasnya ada sebuah ilustrasi ketika kita sedang berada di suatu tempat seperti bandara dan mall, ketika kita hendak ingin membuang air besar atau air kecil kita sering melihat gambar 2 orang yang 1 memakai rok dan yang satunya lagi memakai celana panjang. Ilustrasi tersebut menunjukkan adanya hubungan antara tanda gambar seorang memakai rok dan seorang memakai celana dengan orang yang melihatnya. Orang yang melihatnya disebut sebagai interpreter. Objek dari tanda tersebut adalah toilet wanita dan toilet pria. Sehingga menghasilkan mining, atau pemikiran bahwa saya adalah seorang pria sehingga saya harus memakai toilet pria, jika saya masuk ke toilet wanita mungkin saya akan malu dan dianggap asing. Dari keterkaitan antara tanda dengan interpreter / orang dan tanda dengan objek harus relevan. Tidak boleh hanya satu saja, harus keduanya relevan. Sehingga ketika kita ada tanda tulisan toilet gambar wanita atau pria, tetapi tidak ada toiletnya maka pemikiran atau mining tidak akan terwujud. Jika tidak ada interpreter atau orangnya maka juga tidak dapat menghasilkan pemikiran atau mining.
            Adapun arti pending dari sebuah tanda yakni designative, prescriptive, dan appraisive. Designative seperti ilustrasi diatas orang mencari toilet dengan adanya yanda orang memakai rok dan celana. Sedangkan prescriptive. Apprasive yakni manfaat supaya manusia dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Dalam hal ini juga dikenal dengan adanya denotasi dan konotasi. Arti denotasi adalah makna hubungan antara tanda, symbol, dengan objek adalah sama atau tidak berubah. Misalnya tangan panjang, memang nyatanya bahwa tangannya panjangnya 1 meter. Berbeda dengan denotasi hubungan antara tanda, symbol, dan konsep. Misalnya tangan panjang artinya suka mencuri, besar kepala artinya bebal atau ngeyel. Teori semiotik atau semantik ini di tokohi oleh Charles Saunders Pierce, Charles Morris, dan Sussane Langer.
            Pendekatan yang selanjutnya adalah tradisi sintaktik atau gramatika. Sintaktik artinya adalah hubungan antara tanda dengan tanda sehingga menjadi sebuah sistem yang lebih luas. Contohnya antara huruf dengan huruf maka menjadi kata, kata dengan kata menjadi kalimat, kalimat dengan kalimat menjadi paragraph. Paragraph dengan paragraph menjadi bab, dst. Sintatik adalah gabungan dari sign dengan language atau bahasa menjadi arbitrary yang artinya semu, tidak sebenarnya semena-mena, dan semaunya. Dalam tradisi sintaktik tidak ada hubungan antara tanda dengan objek. Berbeda dengan semantic harus relevan antara hubungan tanda dengan objek. Tetapi dalam sintaktik tidak ada hubungannya antara tanda dengan objek. Sebuah contoh seperti orang jawa berkata “apa” dengan kata opo, orang sunda berkata dengan kata naon, dalam arti tiap daerah mengartikan kata apa dengan kata yang mereka buat sendiri. Sehingga definisi dari sintaktik adalah tanda, symbol, dan kata itu bersidat semu, tetapi berdasarkan kesepakatan masyarakat yang memakai atau memaknainya. Simbol dan tanda hasil dari konvensi atau kesepakatan. Tidak ada hubungannya antara objek dengan symbol. Shingga jika kita namai sendok menjadi kata celana maka itu dapat berlaku jika didasari dari kesepakatan bersama bagi orang yang menyetujuinya. Kunci dalam memahami suatu bahasa adalah perbedaan atau difference. Dengan adanya perbedaan maka kita dapat membedakan makna dari suatu kata. Salah satu contohnya adalah LEKAT, DEKAT, SEKAT, REKAT, NEKAT dengan membedakan huruf depan maka makna atau arti dari suatu kata tersebut menjadi berbeda. Tokoh dari tradisi sintaktik ini adalah Ferdinand de Saussure.

POLA-POLA RELATIONSHIP, SOCIAL PENETRATION THEORY, COMMUNICATION PRIVACY THEORY
Pola-pola relationship
            Kita dilahirkan di dunia ini pasti memiliki keluarga dimana tempat kita hiduo dan bertumbuh. Anggota dalam sebuah keluarga kecil bisa terdiri dari ayah, ibu, kakak, adek, dan anak. Kedekatan antara ayah dan ibu, antara ayah dengan anak, antara ibu dengan anak, dan antara anak dengan anak ini adalah pola relationship interaksional. Terjadi interaksi antara sesama anggota keluarga. Ada 4 macam tipe relationship dalam sebuah keluarga, yakni konsensual, pluralistik, protektif, dan laissez fair. Keempat macam tipe relationship tersebut akan memiliki perbedaan di tiap keluarga. Tipe Konsensual adalah tipe yang dimana dalam suatu keluarga banyak terjadi interaksi atau perbincangan atau perkataan antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya. Banyak bahan yang diperbincangkan antara anggota satu dengan yang lainnya. Sehingga terjadi kedekatan secara batin dan sikologis antara anggota keluarga. Cenderung antara satu anggota dengan yang lainnya memiliki pendapat yang sama, jarang sekali terjadi perbedaan pendapat didalam tipe keluarga konsensual. Antara anak dengan orang tua pun selalu sepaham, anak cenderung mengikuti apa yang orang tua perintahkan. Ada keakraban dalam berkomunikasi, keserasian didalam berkomunikasi. Tetapi didalam tipe keluarga konsensual ini pengambilan keputusan ada pada orang tua. Setiap anak jika dihadapi sebuah pilihan maka anak seharusnya minta ijin ke orang tua dan yang memutuskan adalah orang tua dari anak tersebut. Anak harus cenderung patuh dan hormat terhadap orang tua, tetapi didalam suatu keseharian dalam keluarga tersebut selalu harmonis, banyak berinteraksi terhadap sesama anggota keluarga sehingga memungkinkan adanya saling perhatian antara satu dengan yang lainnya. Tipe keluarga ini termasuk dalam tipe keluarga tradisional. Tipe pluralistik adalah tipe keluarga yang didalamnya sering kali terjadi perbedaan pendapat antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lainnya. Banyak hal yang diperbincangkan di dalam keluarga ini, namun kerap kali terjadi perbedaan pendapat, pandangan, pemikiran, dan sikap. Sehingga muncul ketidakteraturan, ketidakharmonisan, ketidakselarasan, karena terjadi banyak perbedaan di dalam keluarga pluralistik. Keputusan dalam keluarga ini selalu diambil oleh masing-masing anggota keluarga dan sekaligus dipertanggungjawabkan masing-masing anggota keluarga. Berani mengambil keputusan berani mempertanggungjawabkan keputusan itu. Antara anggota satu dengan yang lainnya saling menghargai keputusan dari anggota keluarga yang lainnya, sehingga tipe keluarga ini disebut independentent. Biasanya terjadi pada keluarga di negara Eropa. Tipe keluarga protektif adalah keluarga dominan keharmonisan, keteraturan, kepatuhan, yang harus diwujudkan di dalam keluarga ini tetapi sedikit komunikasi yang terjadi di dalam keluarga ini. Anggota keluarga harus patuh terhadap pemegang keputusan yang ada didalam keluarga tersebut. Sulit terjadinya komunikasi antara anggota keluarga. Dapat dikatakan keluarga yang hampa, komunikasi sulit sekali. Anak harus patuh terhadap orang tua, tidak ada tawar menawar antara anak dan orang tua. Anak harus patuh terhadap orang tua tanpa ada suatu komunikasi. Tipe keluarga ini dinamakan separate, karena secara emosional antara anggota satu dengan yang lainnya terpisah, walaupun satu tempat tinggal. Yang terakhir adalah tipe keluarga Laissez Fair adalah tipe keluarga yang dimana didalam keluarga tersebut tidak ada keserasian, keharmonisan, dan keteraturan. Rumah hanya sebagai tempat transit setiap anggota keluarga. Keharusan pulang tepat waktu tidak ada. Pertemuan antara anggota keluarga satu dengan yang lainnya sulit terjadi karena disibukkan dengan kegiatan masing-masing tanpa mempedulikan kepentingan anggota keluarga lainnya. Perhatian antara orang tua kepada anak juga kurang terjadi, sehingga bisa dikatakan bahwa keluarga tipe ini adalah keluarga yang kurang harmonis.

Social Penetration Theory
            Penetration dapat diartikan merambat pelan-pelan atau tembus pelan-pelan. Teori ini bisa dilihat didalam kelas dalam perkuliahan. Dalam kelas kuliah banyak terdri dari anggota mahasiswa dan mahasiswi. Awal smester dalam suatu perkuliahan sering memiliki kelas baru dan antara individu satu dengan yang lainnya dalam kelas tersebut tidak saling kenal. Dengan berkenalan kita dapat mengenal nama individu satu dengan yang lainnya dalam suatu kelas. Wajar jika tahap awal berkenala masih saling belum membuka diri atau malu. Tahap awal juga biasanya sedikit komunikasi. Tetapi setelah pertemuan demi pertemuan berlanjut maka antara individu satu dengan yang lainnya maka akan semakin akrab. Antara individu satu dengan yang lainnya berani mencoba melakukan komunikasi dalam hal yang lebih kompleks. Sehingga lama kelamaan maka antar individu di dalam kelas perkuliahan akan semakin akrab. Tetapi awalnya harus kita berani membuka diri sehingga kita menjadi akrab. Bagi individu yang tidak berani mebuka diri, atau hanya banyak berdiam saja, maka tidak akan mengenal individu orang lain, dan orang lain mungkin tidak mengenal nya. Sehingga dalam teori ini yang paling penting adalah untuk membuka diri di dalam suatu lingkungan yang baru. Keterbukaan diri adalah tindakan mengungkapkan lebih lanjut tentang diri kita sendiri, pada baik sadar dan alam bawah sadar. Dengan banyak berkomunikasi kita termasuk melakukan sesuatu yang mebuka diri kita dalam lingkungan tersebut. Semakin kita banya berkomunikasi didalam suatu lingkungan misalkan kelas perkuliahan, semakin cepat kita mengenal orang lain dan dikenal oleh orang lain. Semua ini terjadi di dalam proses penetrasi. Teori penetrasi sosial dirumuskan oleh para profesor psikologi Irwin Altman dan Dalmas Taylor sebagai usaha mereka untuk menjelaskan dinamika kedekatan relasional.

Communication Privacy Theory
            Teori ini menjelaskan dimana kita harus dapat mengatur kapan, dimana, dan kepada siapa kita dapat menceritakan hal yang sangat pribadi tentang diri kita. Tentang baik dan buruk kita harus kita management dan atur. Bagaimana mengelola keterbukaan dengan privasi yang ada dalam diri kita. Biasanya anak-anak lebih memilih orang tuanya sebagai tempat dimana untuk mencurahkan privasi yang ada di dirinya. Biasanya orang harus memahami dahulu individu yang diajak berkomunikasi. Di dalam komunikasi tersebut terjadi proses dimana saling memahami karakter orang tersebut. Jika orang tersebut bisa dipercaya dan terjadi kedekatan baik secara batin dan sikologi, maka orang berani bercerita tentang privasi nya. Bila keterbukaan dan yang dibicarakan bukan hal yang privasi, maka cenderung orang tersebut berani menceritakan kepada siapa saja tanpa mempertimbangkan hal-hal lain.

GROUP INTERACTION THEORY

Interaction Process Analysis
            Dalam teori ini menjelaskan bahwa pesan terdiri dari berbagai macam tipe. Pesan biasanya disampaikan didalam suatu kelompok. Teori ini menekankan bahwa kita hidup didunia pasti dengan kelompok yang kita punyai. Didalam suatu kelompok sosial terdiri dari berbagai macam kelompok-kelompok kecil didalamnya. Misal kan suatu kelas matakuliah Teori Komunikasi, kelas tersebut merupakan kelompok bagi tiap individu didalamnya. Kelompok bagi mahasiswa yang mengambil matakuliah Teori Komunikasi. Di dalam kelompok matakuliah tersebut, terbagi lagi menjadi kelompok kecil, yang biasa disebut gap. Misal kan dalam kelas tersebut ada kelompok kecil yang saling kenal karena mengulang matakuliah tersbut. Sehingga ketika di dalam kelompok kelas tersebut duduknya selalu berjejer karena saling kenal dan mempunyai latar belakang yang sama. Inilah yang dinamakan kelompok kecil di dalam suatu kelompok. Pesan selalu disampaikan di dalam kelompok. Menurut Robert Bales ada 12 macam tipe pesann yakni :
1.      Friendly
2.      Dramatize
3.      Agree
4.      Disagree
5.      Give information
6.      Give opinion
7.      Give suggestion
8.      Ask information
9.      Ask opinion
10.  Ask suggestion
11.  Tension
12.  Unfriendly
            Didalam kelompok terdiri dari 12 tipe pesan yang disampaikan dalam kelompok itu, menurut tokoh komunikasi klasik Robert Bales. Dalam kelompok ada kelompok kecil yang memiliki rasa kedekatan antara teman yang satu dengan yang lain, yang salin pedulia antara teman satu dengan yang lain, dinamakan friendly. Ada juga yang antara teman satu dengan yang lainnya dalam sebuah kelompok salin acuh tak acuh, atau tidak saling peduli, dinamakan unfriendly. Ketika ada sebuah pernyataan yang diungkapkan dalam sebuah kelompok terbut adayang setuju dan ada yang tidak setuju terhadap sebuah pernyataan itu. Ada yang butuh opini atau pendapat di dalam sebuah kelompok, juga ada yang tidak butuh sebuah pendapat di dalam sebuah kelompok. Jika tidak ada sebuah opini maka tidak ada pula sebuah evaluasi di dalam masing-masing individu. Karena guna opini adalah untuk memberi sudut pandang yang berbeda-beda terhadap suatu hal tertentu. Cenderung orang yang ingin menerima pendapat opini maka akan lebih bisa beradaptasi terhadap sebuah kelompok. Tetapi ada juga yang ingin menerima opini, tetapi orang lain tidak mau memberikan opininya. Didalam kelompok tidak semuanya memiliki kedudukan yang sama. Ada 3 tipe yang membedakan posisi individu didalam sebuah kelompok. Yang pertama hubungan dominance dengan submissive, artinya hubungan antara induvidu yang dominan terhadap suatu hal tertentu, berlawanan dengan individu yang submissive atau tidak dominan. Misalnya dalam sebuah kelompok belajar harus membawa bahan pelajaran yang akan dibahas dalam kelompok tersebut. Tetapi ada juga individu yang tidak membawa bahan pada saat belajar kelompok dimulai. Yang kedua adalah antara friendly dengan emotional yang artinya antara individu yang peduli dengan temannya atau individu lain dengan individu yang lebih cenderung tidak peduli dengan orang lain. Yang ketiga adalah instrumental dengan substantial, artinya antara posisi yang biasanya didalam sebuah kelompok lebih cenderung suka di suruh-suruh dalam hal apapaun dengan orang atau individu yang cenderung sering menyuruh. Contohnya dalam suatu kelompok kerja ada individu yang posisinya kerja di kantor dengan berhadapan sebuah komputer dan arsip-arsip, ada juga yang berhadapan dengan dapur seperti membuatkan minum karyawan, menyapu, dan mengepel lantai kantor. Yang bekerja di depan komputer dan arsip-arsip lebih cenderung suka menyuruh-nyuruh yang suka bekerja menyapu, mengepel, dll. Kritik untuk teori ini adalah seolah-olah kita berada dalam kelompok yang tertutup. Padahal kita memiliki kelompok yang banyak, tergantung dengan dimana sekarang posisi kita berada, apakah di kelompok A, kelompok B, atau C?. Teori ini hanya lebih menekankan kita pada 1 kelompok saja yang tidak memiliki hubungan interaksi dengan kelompok lain.
Bona Fide Group Theory
            Teori ini adalah sebagai respon kritik dari teori Bales sebelumnya. Teori ini menjelaskan bahwa adanya kelompok lain. Manusia tidak hanya memiliki satu kelompok saja tetapi memiliki berbagai macam kelompok lain. Teori ini menyatakan bahwa kelompok mempunyai 2 karakteristik, yang pertama mempunyai batas-batas yang permeable atau tembus keluar masuk dan bersifat interdependent dengan lingkungan. Terkadang-kadang ingroup atau outgroup hampir tidak terlihat perbedaanya. Teori ini juga menyatakan bahwa manusia juga tidak tertutup dengan adanya kelompok lain. Mengakibatkan manusia tidak memiliki komitment yang sama dalam sebuah kelompok. Arah interaksi antara kelompok satu dengan yang lainnya menuju kerjasama atau konflik. Jika antara satu kelompok dengan yang lain saling dapat mengerti akan kebutuhan kelompok lain maka akan terjadi kerjasama. Jika tidak maka akan menjadi sebuah konflik. Seperti hal yang terjadi baru-baru ini antara pol PP dengan warga setempat karena kasus sengketa tanah makam tersebut. Di pihak POL PP hanya menjalankan tugas saja, karena tanah makam itu dinyatakan milik PT Pe;indo II. Sehingga terjadi bentrok atau konflik yang keduanya memiliki kepentingan yang berbeda-beda, tetapi antara satu kelompok lain dengan yang lainnya tidak saling memahami, sehingga terjadilah konflik. Akibat dari berada dalam kelompok sosial yang berbeda-beda maka akhirnya tidak memiliki komitment yang tetap, bisa tidak mimiliki komitment atau malah memiliki komitment yang tinggi terhadap suatu kelompok sosial yang ia miliki. Biasanya kemitment tersebut di kelompokkan dalam 2 macam yakni pragmatis dan idealisme. Biasanya pragmatis misalnya uang atau harta. Jika idealisme biasanya sudah tertanam lama pada jiwa individu itu sendiri.

Input process output model
            Bagaimana suatu pesan dapat tersebar luas didalam suatu kelompok, ini lah yang dibahas dalam teori ini. Ptoses pesan masuk dan keluar dalam kelompok ini terjadi dan saling mempengaruhi antara individu satu dengan yang lain di dalam kelompok itu sendiri. Biasanya informasi dapat tersebar atau masuk kedalam kelompok itu pada beberapa individu saja. Dan biasanya individu itu menyebarkan pada teman yang dekat dengan dia saja, sehingga pesan tersebar biasanya lebih cepat tersebar pada kalongan yang menerima pertama kali informasi itu. Kemungkinan hal ini dapat menyebabkan ketidakmerataan informasi yang masuk didalam sebuiah kelompo. Inilah yang dinamakan suatu proses mauk atau keluarnya pesan dalam sebuah kelompok. Bisa tersebar kepada semua individu didalam kelompok itu bisa juga stuck atau macet, dalam artian tidak semuanya tau tentang informasi tersebut. Sebaiknya proses dalam penyebaran masuknya informasi dalam sebuah kelompok harus merata, sehingga sirkulasi informasi tersebut dapat merata dan dapat mempengaruhi kelompok itu.

TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

Teori Birokrasi
            Teori ini dicetuskan oleh Max Well. Seperi halnya negara kita Indonesia adalah negara yang merupakan negara birokrasi organisasi. Negara birokrasi organisasi disebut juga sebagai Authority, Spesialisasi, dan Regulasi. Ketiganya adalah struktur dalam orgnaisasi. Didalam suatu organisasi birokrasi yang ditekankan disini adalah kekuasaan. Kekuasaan terhadap cakupan yang di pegang oleh tiap orang yang ada didalamnya. Sedangkan arti daro Authoruty adalah terletak pada pemegang kekuasaan untuk mengatur terhadap sesuatu hal. Biasanya mengikuti pola Hierarki, yankni pola pimpinan dalam birokrasi dari tingkat atas hingga bawah. Tentunya semakin atas jabatan dalam birukrasi semakin memiliki kewenangan yang cukup besar. Kewenangan yang dimiliki oleh seseorang terhadap kedudukan yang sedang di jabati adalah bersifat sah atau legal rasional, karena adanya surat keputusan dan pelantikan pada awal jabatan yang ia duduki. Dengan adanya hal tersebut maka kewenangan seseorang terhadap suatu hal dikatakan resmi. Salah satu contohnya adalah dalam kampus kita. Semua karyawan terstruktur secara rapi dari atas hingga bawah. Dari Rektorat hingga karyawan paling bawah. Itu semua tersusun secara baik. Misalkan Dekan mengeluarkan peraturan baru di dalam lingkup jurusan, maka itu semua berlaku baik mahasiswa, dosen, dekan, dan semua yang terlibat didalamnya. Tetapi kewenangn membuat suatu adanya peraturan itu adalah kewenangan dari Dekan, sehingga dosen dan mahasiswa tidak memiliki kewenangan untuk itu. Seperti masalah kemariin yang ada dikampus kita adalah absen yang hanya diberi kesempatan untuk absen sebanyak 2 kali saja. Di dalam birokrasi organisasi juga dikenal dengan namanya regulasi, yang artinya dalah peraturan bisa dijalankan, diberlakukan, dan harus dipatuhi karena sifat peraturan adalah mengikat. Mengikat bagi semua orang yang ada dalam nya. Bukan karena materi atau sesuatu yang membuat itu terjadi. Dalam organisasi birokrasi juga dikenal dengan adanya spesialisasi, artinya pembagian kerja yang jelas di tiap divisi atau masing-masing kedudukan. Contohnya dalam pembuatan SIM, KTP, dan SKCK. Dalam proses pembuatannya tidak langsung membuat di kelurahan melainkan harus melalui RT, RW, Kellurahan, sampai Kecamatan. Ini membuktikan spesialisasi yang jelas di tiap-tiap tempat. Dengan adanya ini seharunya kita mengikuti prosesdur yang sudah di tetapkan.
Strukturasi
            Dalam teori ini menjelaskan dimana keterkaitan antara organisasi dengan anggotanya. Antara keduanya apakah saling mempengaruhi atau hanya salah satunya yang mempengaruhi. Apakah organisasi yang mengatur anggota, atau sebaliknya. Jika didalam suatu organisasi kedisiplinan didalamnya sangat kuat, serta otoriter dari atasan sangat kuat, maka anggotanya akan selalu resah dalam menjalankan perannya. Selalu diliputi kekhawatiran, sehingga hal ini dapat menimbulkan gejolak yang ada didalam organisasi tersebut. Sehingga teori ini bisa digunakan sebagai tolak ukur terhadap suatu organisasi. Karena kita tahu bahwa organisasi satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan teori ini kita akan lebih tau bagaimana mengelola organisasi itu dengan baik dan tetap utuh, membuat orang didalamnya merasa nyaman. Organisasi yang ideal dapat diukurus melalui teori strukturasi.

Network Theory
            Teori ini adalah yang mnghubungkan antara  organisasi satu dengan yang lainnya. Atau bisa dikatakan kelompok satu dengan yang lain. Misalkan Pak ali berada dalam organisasi A, dia juga berada pada organisasi B. Bisa dikatakan dia memiliki 2 organisasi. Dalam kedudukan seperti inilah Pak Ali bisa menjadi penghunbung antara organisasi A dan B. Sehingga keterbukaan dalam berkomunikasi itu terlihat. Dengan adanya timbal balik hubungan antara organisasi A dan B maka akan membuat kelancaran dalam berkomunikasi dan dalam membangun suatu jaringan komunikasi. Bisa juga orang yang tidak ikut organisasi apa pun tetapi organisasi membutuhkannya, juga bagi organisasi lain. Sehingga orang tersebut menjadi penghubung bagi berbagai organisasi, meskipun ia tidak menjadi anggota dalam berbagai organisasi. Ini bisa disebut sebagai penghubung Layson. Jika seseorang tidak memiliki jaringan sama sekali maka bisa dikatakan orang atau individu tersebut tersisih.

TEORI KOMUNIKASI MASSA

Agenda Setting
            Issue-issue yang dimuat koran, tv, majalah, radio, dan media massa lainnya adalah merupakan suatu agenda media. Didalam suatu media massa, dalam penyampaian suatu isu atau berita memiliki waktu yang berbeda-beda dalam memberikan isu tersebut kepada khalayak luas. Ada berita century, berita kasus lapindo, berita kasus makelar kasus, berita hasil ujian nasional, ini adalah berita-berita atau isu-isu yang disampaikan kepada khlayak luas dengan waktu penyampaian yang berbeda-beda, inilah yang dinamakan agenda setting dalam suatu media massa. Mengapa pada bulan April akhir berita hasil ujian nasional menjadi berita utama pada media massa. Misalkan dalam media cetak seperti koran atau surat kabar, pada halaman awal berita hasil ujian nasional berada dihalaman depan atau halaman utama. Lalu setelah 2 hari atau 3 hari berita ujian nasional itu tidak lagi menjadi berita utama, tan selanjutnya tidak diberitakan lagi di dalam surat kabar. Inilah yang dinamakan proses Agenda setting. Isue-isue yang terseber dimasyarakat luas itu tidak jauh beda dengan agenda suatu media, mengapa hal ini bisa terjadi. Didalam suatu proses pemberitaan suatu informasi atau isue melalui media massa harus melalui proses yang dinamakan gatekeeping. Gatekeeping ini berfungsi untuk menentukan berita yang layak atau tidak layak untuk diterbitkan pada media massa. Antara Agenda media dengan agenda publik itu saling terhubung, dan saling timbal balik. Misalkan akan ada suatu rapat tentang penyelesaian masalah century, yakni rapat hak angket, yang sudah diagendakan oleh semua yang terkait di dalamnya. Ini adalah bentuk suatu agenda publik yang dimana juga menjadi agenda bagi media untuk meliputnya. Sehingga disini segala issue yang dipublish oleh media massa tidak hanya tergantung pada keinginan media saja, tetapi dipengaruhi oleh agenda publik juga. Sehingga dapat disimpulkan agenda publlik bisa menjadi agenda media atau sebaliknya, sehingga bersifat interaksional, saling timbal balik.
Studi Efek Media
            Didalam teori ini dikatakan bahwa media memiliki sifat powerfull. Dikatakan bahwa media merupakan suatu yang memiliki kekuatan yang cukup besar, sehingga membuat khalayak tidak berdaya, dengan ditemukannya theory Magic Bullet. Khalayak tidak berdaya sekalipun dengan keberadaan suatu media. Khalayak cenderung pasif, hanya selalu bisa menerima informasi yang ada dimedia. Ada juga two step flow, teori ini juga mengatakan bahwa issue yang disampaikan melalui media massa itu masuk kepada opinion leader, dan opinion leader lah yang menyampaikan kepada orang disekitarnya, sehingga terjadi 2 proses, tidak langsung dari media kepada khlayak. Teori ketiga yakni Limited Efek Theory, artinya media tidak dapat diterima secara mentah-mentah oleh khlayak juga tidak bisa langsung mempengaruhi khlayak, karena khalayak mengolah pesan yang masuk, karena khalayyak dianggap memiliki pendidikan dan pengetahuan, sehingga pesan yang masuk malalui media diolah didalam pikiran manusia, sehingga tidak langsung diterima begitu saja.



Uses and Gratification
            Teori ini menjelaskan bahwa bentuk respon yang dilakukan oleh khalayak luas terhadap keberadaan media. Disini ditekankan bahwa masyarakat atau khalayak luas mengkonsumsi media hanya yang sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam diri khalayak itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa tidak semua yang disajikan oleh madia, ingin dikonsumsi oleh khalayak. Khalayak mau mengkonsumsi media yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya. Khalayak didalam theori ini dikatakan aktif, karena hanya mengkonsumsi media yang ssesuai dengan kebutuhannya. Dalam teori ini ditarik kesimpulan bahwa khalayak tidak tergantung pada media, sehingga di dalam diri khalayak ada subuah evaluasi terhadap apa yang ia terima dari media itu sendiri. Jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan khalayak maka khalayak cenderung tidak akan mengkonsumsi media tersebut.
Cultivation Theory
            Teori ini membicarakan tentang efek media massa yakni televisi. Ada 2 tipe orang dalam teori ini yakni most viewer televition dan lead viewer televition. Dalam teori ini dikatakan bahwa pengaruh keberadaan tayangan televisi dengan perubahan sikap, tingkah laku, dan nilai di dalam masyarakat. Teori Kultivasi berpandangan bahwa media massa, yang dalam konteks teori ini adalah televisi, memiliki andil besar dalam penanaman dan pembentukan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Menurut teori ini, televisi menjadi alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Persepsi dan cara pandang yang ada dalam masyarakat, sangat besar dipengaruhi oleh televisi. Atau dalam kalimat lain, apa yang kita pikirkan adalah apa yang dipikirkan media massa. Melaui kaca mata kultivasi, cara pikir masyarakat di konstruksi sedemikian rupa sehingga leading opinion yang dilakukan televisi (media massa) dapat diterima oleh khalayak, meski seringkali proporsionalitas dari pemberitaan amat minim. Issu terorisme cukup menjadi permisalan yang relevan ditampilkan. Ketika mendengar atau melihat kata terorisme, yang terlintas dalam benak dan pikiran masyarakat adalah “jenggot” dan “sorban”. Penayangan media massa televisi berulang-ulang telah membawa opini masyarakat dan menanamkan pendefinisian istilah terorisme dengan “jenggot” dan “sorban”. Atau setidaknya dekat dengan hal itu. Dalam pandangan kultivasi ini, media massa televisi seringkali melakukan generalisasi. Bisa jadi, adalah suatu kebenaran seorang yang melakukan tindakan terorisme adalah mereka yang “berjenggot dan bersorban”. Namun, bukan berarti, semua yang “berjenggot dan bersorban” adalah teroris dan pelaku terorisme. Tak dapat dipungkiri, opini yang dibangun media menuntun sebagian besar masyarakat untuk melakukan generalisasi terhadap hal-hal seperti ini.
Dependency Theory
            Teori ini berbicara tentang ketergantungan antara media, masyarakat, dan situasi sosial. Ketiganya saling berkaitan, saling membutuhkan, dan saling mempengeruhi. Masyarakat butuh media, dan sebaliknya media butuh mayrarakat. Didalam teori ini dapat disimpulkan bahwa media tidak bisa berdiri tanpa ada msyarakat yang mendukungnya, begitu pula sebaliknya.
Social Action Media Studnes
            Didalam teori ini dikatakan bahwa media tidak sepenuhnya memiliki kekuatan yang cukup besar dalam mempengaruhi khalayak luas. Sehingga dalam teori ini dikatakan bahwa khalayak tidak bisa dipandang sebagai massa. Karena di dalam massa ada terdiri dari berbagai komunitas-komunitas atau kelompok-kelompok didalamnya. Yang menjadi pengaruh terbesar dalam pembentukan sebuah opini atau tingkah laku adalah komunitas atau kelompok itu sendiri, bukan dari media massa. Untuk memperjelasnya misalkan ada sekelompok orang yang sedang membicarakan tentang issue yang diberitakan media, diambil misalkan masalah korupsi yang dilakukan Gayus. Pengaruh orang-orang yang sedang membicarakan masalah tersebut lebih besar dibandingkan dengan pengaruh media yang langsung. Sehingga disimpulkan bahwa efek media tidak terjadi secara individual saja melainkan melalui proses sosial didalam sebuah kelompok. Dengan lewat sharing dan bertukar pikiran terhadap isi media membuat pengaruh besar terhadap seseorang menanggapi isi media.




OPINI PIBLIC, SPIRAL OF SILENCE, DAN TEORI KRITIS MEDIA

Opini public dan Spiral of Silence
            Didalam teori ini dikatakan bahwa bagaimana cara orang menyatakan pendapat dalam bentuk argumen, tertulis, lisan, dll. Opini merupakan ekpresi seseorang terhadap apa yang mereka percayai, apa yang mereka nilai, apa yang mereka harapkan, terhadap issue issue tertentu. Sedangkan public adalah pada awalnya pengertian sifat lebih umum yakni sesuatu yang dapat di akses, hal-hal yang menyangkut kepentingan umum. Dengan seiring perkembangan media massa saat ini, membuat kata opini public menjadi sesuatu yang biasa. Banyak yang menggunakan tajuk rencana, kolom khususu opini, di dalam media massa cetak yakni koran. Dengan semakin banyak nya opini yang diciptakan oleh public, maka dapat dikatakan masyarakat semakin kritis terhadap sesuatu hal atau issue terntentu yang sifatnya umum. Opini dapat berkembang dari bagian kecil hingga bagian yang lebih kompleks didalam suatu lapisan masyarakat. Melalui berbagai proses maka opini tersebut semakin berkembang. Tahap pertama adalah presonal cnstruction, dalam tahap ini adalah tahap level individu. Didalam diri individu memiliki opini terhadap sesuatu hal yang ia kritisi. Maka tahap selanjutnya adalah social construction, pada tahap level ini adalah topik yang dibicarakan oleh individu, kemudian menjati topik yang dibicarakan kelompok secara terbuka, pooling, voting, dalam suatu kelompol sosial. Setelah tahap tersebut maka tahap selanjutnya menjadi populer opinion, pada tahap ini topik yang dibicarakan semakin meluas dan populer, dimana-mana dibicarakan oleh kelompok-kelompok lain. Setelah tahap tersebut maka selanjutnya adalah menjadi mass opinion, di tahap inilah yang dinamakan public opinion, semua public tertuju pada satu topik yang dibicarakan, dan tahap akhir adalah political construction, tahap inilah topik yang dibicarakan menjadi public opinion dan aktivitas yang dilakukan oleh publik dalam mengapresiasikan topik tersebut.
             Untuk lebih memperjelas ada sebuah contoh kasus seperti kasus century. Kasus tersebut sebenarnya sudah lama terjadi, akan tetapi masalah ini mulai berkembang hingga pada aksi yang dilakukan pemerintah dalam melakukan penyelesaian masalah tersebut. Seperti kasus century hanya berawal dari salah satu orang saja yang merasa dirugikan dalam kasus tersebut. Kemudian berkembang karena orang tersebut menceritakan masalah tersebut kepad orang lain dan begitu terus menerus, sehingga menjapai kelompok yang membahas masalah century, seperti banyak kelompok sosial yang mengkritisi masalah ini, dengan itu maka selanjutnya memiliki opini bahwa boediono dan sri mulyani lah yang membuat kebijakan yang salah, padahal ini hanya berupa opini, dan belum terbukti kebenarannya. Selanjutnya opini bahwa boediono dan sri mulyanilah yang bersalah, maka ini menjadi opini massa, yang dibantu dengan adanya media massa sehingga issue tersebut cepat sekali meluas. Akhirnya mencapai klimaks terjadilah sebuah aksi dalam menanggapi opini tersebut. Terjadinya hak angket, demo, dll adalah suatu wujud yang berawal dari sebuah opini kecil saja. Dengan demikian dapat dikatakan opini punlik memiliki sebuah power yang sangat besar kekuatannya dalam membuat suatu perubahan.
Teori Kritis Media
            Semua teori kritis bersumber dengan dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx, yakni orang yunani. Karl Marx memiliki ajaran kapitalis, yakni hubungan antara pemilik modal dan buruh, kaum borjuis dan proletar, ketika beralih pada jaman revolusi industri, buruh bekerja di pabrik. Jika terjadi kesenjangan sosial maka terjadilah sebuah revolusi. Revolusi pertama terjadi di Russia. Tatanan masyarakat adalah hanya satu yakni ekonomi. Ekonomi lah yang menentukan tatanan masyarakat. Terjadinya korupsi, terjadinya perang, terjadinya kriminal, termasuk tatanan masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Teori critical yang dicetuskan oleh Karl Marx juga adalah semuanya diteliti, semuanya di curigai.
Teori kritis media ada beberapa macam yakni :
·         Political Economy Media. Dalam teori ini menyatakan bahwa isi media merupakan komoditas, mempunyai nilai ekonomi yang dapat menghasilkan suatu keuntungan. Dapat dikatakan isi media merupakan sesuatu yang dapat meraih keuntungan dari sisi ekonomi. Salah satu contoh adalah infotaintment, bahannya gampang didapat, memiliki keuntungan yang cukup besar. Seperti artis ketika pacaran, menikah, punya anak, cerai, dan meninggal merupakan bahan yang gampang didapat dan yang memiliki keuntungan cukup lumayan.
·         Hegemonic Media. Dalam teori ini yakni memaksakan nilai-nilai tertentu kepada sesuatu untuk memperoleh keuntungan didalam media. Salah satu contohnya adalah seperti iklan pemutih kulit, disini diberikan nilai-nilai yang tinggi bahwa kulit putih adalah cantik dan terkesan superior, selain itu seperti starbuck yang menjual kopi dengan harga mahal, padahal rasanya sama saja dengan kopi kapal api. Memberikan nilai-nilai untuk menganggkat suatu produk dan status sosial masyarakat.
·         Frankfurt School. Madia dipakai untuk mengkonstruction suatu barang.
·         Cultural Studies. Teori ini berkembang di Inggris, berbicara tentang budaya. Media dibangun untuk menunjukkan idetitas budaya suatu daerah.
·         Classical Maxism adalah teori untuk mempromosikan pemikiran dari Karl Marx.

POST COLONIALISM, ETHNOGRAPHY of COMMUNICATION, MODERNISM-POST MODERNISM

Post Colonialism
            Dari bentuk kayanya coloni artinya adalah kelompok, bisa juga artinya penjajahan. Sejak kapan kolonialisasi dimulai, apa yang memicu terjadinya kolonialisasi, adalh pembelajaran dalam materi ini. Mengapa orang negara kita di jajah oleh belanda dan jepang. Apa yang sebenarnya mereka inginkan dari Indonesia ini. Yang memicu terjadinya penjajahan adalah gold, gospel, dan glory. Ketiga hal tersebutlah membuat manusia melakukan penjajahan di dunia ini menurut teori ini. Gold disini dalam arti kekayaan, sesuatu yang di cari demi memenuhi kebutuhan duniawi, yang sifatnya materiil, seperti tambang, hasil kebun, dll. Sedangkan gospel adalah menyebar ajaran agama, sifatnya teologis, penyebaran agama di dunia ini. Sedangkan glory adalah kekuasaan, dimana dengan memiliki kekuasaan yang luas maka akan lebih kaya negara tersebut. Ketiga hal tersebutlah yang memicu terjadinya penjajahan di dunia ini. Seperti negara Belanda menjajah negara kita, mengeruk kekayaan. Banyak pabrik gula buatan belanda, yang pada jaman penjajahan hasil panen tebu di kirim kembali ke negara Belanda demi kemajuan negara mereka. Setelah Indonesia merdeka, kolonialisme masih berlanjut, tidak hanya sampai titik kemerdekaan saja. Pasti kolonialisme selalu berlanjut dalam hal yang berbeda. Adanya Neo-Kolonialism, pemikiran jajahan baru. Kolonialisme dalam berbagai bentuk seperti ekonomi, iptek, sosial, dll. Seperti masalah iptek kita harus dapat menggunakan bahasa inggris, bahasa yang umum dipakai. Semua perlatan baru pasti menggunakan bahasa inggris, buku-buku pelajaran harus berbahasa inggris, ini adalah suatu bentuk penjajahan dalam pengetahuan dan teknologi. Seharusnya kita bisa memakai bahasa Indonesia sendiri, dengan menterjemahkan buku-buku bahasa inggris ke bahasa indonesia. Seperti negara jepang, yang semua bukunya berbahasa jepang saja, tidak diperkenankan membaa buku bahsa asing. Seperti teknologi, tambang kita dikuasai oleh kaum imperialis, karena teknologi kita jauh dibawah dari negara-negara maju. Banyak tambang kita dikuasai oleh teknologi asing. Juga penjajahan kebudayaan, seperti batik yang menjadi hasil karya budaya kita.  Seperti jepang di jajah oleh amerika dengan bom atom hasil penemuan enstein, dan membuat jepang jatuh dan sekarang dia bisa bangkit lagi membuktikan pada dunia bahwa ia mampu negara maju. Jepang sayangnya tdk tahu berapa jumlah bom atom amerika, jika dia tahu hanya 2 maka bisa membalas. Mereka sekarang negara maju, bangkit dari keterpurukan. Menciptakan teknologi-teknologi yang dipasarkan hampir d seluruh negara. Jepang bukan menjadi negara pengkonsumsi, tetapi negara yang memproduksi dan di ekspor, harga barang dalam negri lebih mahal dibanding barang yg di ekspor.
Ethnography of communication
            Teori ini menjelaskan bahwa menganggap budaya sendiri lebih begus dibanding dengan budaya lain, dinamakan ethnosentris. Dalam teori ini juga menggambarkan atau mendeskripsikan budaya tertentu. Banyak sekali budaya yang berkembang di dunia ini. Menarik para ilmuwan untuk meneliti budaya-budaya tersebut. Contoh suku kubu di jambi yang sangat primitif masih tdak memakai baju jika ke kota, belanja pun tidak merasa malu jika bertemu budaya lain yang sudah lebih maju memakai baju. Ini lah salah satu contoh etnosentris. Ketika mempelajari budaya lain yang berbeda dari diri kita, harus menyesuaikan diri dengan udaya yang kita teliti. Tidak cukup dengan wawancara, melihat, tetapi juga merasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti Thick Description yang menerangkan suatu budaya di jawa timur adanya priyayi, abangan, dan santri. Ia harus tinggal bersama-sama dengan budaya tersebut, bahkan sampai menikahi orang sana, setelah selesai penelitiannya maka di tinggal kan.
Modernism – post modernism
            Teori ini menjelaskan tentang suatu struktur yang berkembang di masyarakat modern. Seperti ekonomi determinisme, struktur terbentuk karena ekonomi. Struktur digerakkan oleh tujuan kapitalisme, hanya mementingkan kekayaan. Means of production, menentukan struktur ekonomi, modal menentukan tatanan masyarakat, menentukan struktur, dan struktur itu akhirnya menindas. Struktur di buat hanya untuk kepentingan kaum kapitalis. Sperti kasus RSCM, kasus prita, yang menjadi korban akibat struktur rumah sakit yang dibuat oleh pihak rumah sakit. Yang seharusnya bergerak dibidang kemanusiaan, menolong yang sakit, tetapi sudah berubah struktur untuk meraih keuntungan, hingga sampai merugikan pasien sendiri. Ini yang dinamakan struktur yang menindas. Post modernsm berkata bahwa tidak ada teori tunggal di dalam masyarakat, pasti satu sama lain saling bersaing untuk mencapai suatu tujuan tertentu.